Langsung ke konten utama

Cahaya terang dikejauhan


Kali ini aku ingin mengungkapkan keresahaanku belakangan ini, sudah berminggu - minggu tak kuat rasanya menahan perasaan ini sendiri. Bahkan dia yang ku perjuangkan pun tak mau berjuang bersamaku. Naas lah aku, aku hanya berjalan dengan kepincangan dan berputar putar sekeliling saja.
Sampai ku tahu apa alasannya, ternyata dia sudah memiliki orang lain dihatinya. Ironi! Kutuliskan sebuah puisi, maaf jika puisiku ini tak dirangkum secara baik dan sesuai hukum merangkai puisi yang benar.

Cahaya terang dikejauhan

Dibalik cendela yang tak pernah terbuka seutuhnya
Dibalik bilik yang tak pernah berubah sama sekali
Dibalik canda, senyum, marah dan rasa keingintahuan mu terhadapku
Dibalik manis atau keruhnya keadaan didalam ruang hampa dengan internet sebagai peyangga dan telepon genggam sebagai sarananya


Pertanyaan yang selalu muncul dikepalaku ialah kenapa aku bisa jatuh dipelukanmu?
Ku tak tau, sungguh! Siapa dirimu sebenarnya, kau indah, kau baik, kau perhatian itu yang kutahu
Siapa dirimu wahai bidadari didalam hatiku, apakah aku salah? yang sebenarnya kau adalah sang dewi yang bersemayam dalam kayangan sana?
Perasaanku tertanam dalam bait kata yang kau lontarkan.
Dan Bahagiaku tertuju padamu!

Ayah pidi baiq menguatkanku dengan kata katanya, aku tahu kata itu tak dibuat untukku saja. Terlebih itu urusan ayah menulis itu untuk siapa.

Kita memiliki kesamaan yang sama, atau itu hanya kebetulan?

Kurasa.. Sudah saatnya kututup bab penuh pertanyaan ini, ku beranikan tekadku untuk segera memiliki rasa yang utuh yaitu cinta. Dan itu hanya kepadamu!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu

Sumber sudah tertera! "Jangan gengsi, terus kejar mimpi. Setiap kali ragu hinggap, berarti kamu memiliki dua pilihan : mendengar kata setan atau berjuang."  Sebagai manusia yang tumbuh setengah - setengah (bukan berarti kejantanan saya juga, itu tak perlu diragukan! ehehehe) saya bergerak terlalu lamban menyadari terlalu lamban dan berfikir pula terlalu lamban. Parahnya lagi sampai sekarang (mungkin karena kelambanan saya) saya belum memahami benar apa yang dikatakan hidup. Setiap langkah setiap jengkal tanah yang kulalui kutak pernah benar benar ada disana. Saat ini atau dengan siapa. Nampak anak kecil yang sedang menonton tv era 50'an "Cobalah menulis dengan seadanya dirimu, jangan bergurau dengan kejujuran. Tulislah dengan pengalaman yang pernah kau lakukan rasakan dan waktu yang berkurang setiap detiknya" "Itu bukumu maka itu harus kamu" - pidi baiq Hehehe. mungkin atau kadang kalian agak ribet ya membaca tuli

Sudut pandang atheis

Bukan jalan tuhan menyesatkan, tapi karena susut pandang atheis kita yang membuat itu semua terjadi Kalau baca berita belakangan ini, sungguh sangat disayangkan. Agama menjadi buntut ekor kenistaan setiap manusi dibumi. Baik pelaku itu sendiri atau para pembuat berita dusta yang mementingkan visitor ketimbang mutu tulisan dan judul yang salah kaprah, alias ngga ada nyambungnya antara judul dan isi. Saat ini saja di solo lagi genting-gentingnya masalah teroris, para polisi yang biasanya makan gaji gendut sekarang mulai aktif menyuarakan pesan-pesan sinis tentang terorisme. Saya setuju dengan hal ini, sudah saatnya warga solo sadar dan intropeksi diri : Kalok memang saya ngga teroris, apakah salah satu dari keluarga saya ada yang teroris? atau tetangga saya yang bawelnya minta ampun kalau saya menaikan gigi dua di perseneling motor bebek saya? atau Mbah Por penarik becak tua kalau berjalan selalu membungkukkan badannya kedepan, yang menurut opini para warga dia lagi gendong tuyul. Apa

Hidup adalah pilihan

YOUR CHOICE!  Tenggelam dalam dunia gelap, terbawa arusnya jaman dan selalu bertanya dimanakah TUHAN-ku Hidupku bagaikan orang lumpuh yang sebenernya ngga lumpuh, , di umur 18 tahun ini kusebut dengan massa blank space atau area yang hilang. Setiap hari yang diriku lakukan hanya melihat keindahan hidup orang lain, selalu muak dengan kehidupan sendiri, dan menjadi pribadi yang gag jauh beda dengan sekantong sampah!. Lucu memang diriku sendiri lah yang membuka aib, tapi yang pengen ku share ke kalian jangan seperti diriku jadi lah diri sendiri. Pilihlah jalan yang menurut kalian itu lah jati diri hidup kalian sendiri, setiap orang punya ritme yang berbeda tapi yang penting pastikan kalian tidak menyerah atau memutuskan jalan yang salah Balikpapan       07 July 2015