Langsung ke konten utama

Waktu

Sumber sudah tertera!



"Jangan gengsi, terus kejar mimpi. Setiap kali ragu hinggap, berarti kamu memiliki dua pilihan : mendengar kata setan atau berjuang." 











Sebagai manusia yang tumbuh setengah - setengah (bukan berarti kejantanan saya juga, itu tak perlu diragukan! ehehehe) saya bergerak terlalu lamban menyadari terlalu lamban dan berfikir pula terlalu lamban. Parahnya lagi sampai sekarang (mungkin karena kelambanan saya) saya belum memahami benar apa yang dikatakan hidup. Setiap langkah setiap jengkal tanah yang kulalui kutak pernah benar benar ada disana. Saat ini atau dengan siapa.




Nampak anak kecil yang sedang menonton tv era 50'an



"Cobalah menulis dengan seadanya dirimu, jangan bergurau dengan kejujuran. Tulislah dengan pengalaman yang pernah kau lakukan rasakan dan waktu yang berkurang setiap detiknya"
"Itu bukumu maka itu harus kamu" - pidi baiq
Hehehe. mungkin atau kadang kalian agak ribet ya membaca tulisan saya? Penulisan saya yang ngalor ngiol(sana sini) apalagi penulisan judul yang kadang kurang pas. Jujur aku adalah pribadi yang ingin semuanya itu perfect! Perfectsionis, begitu lah sebutannya. Diawal aku menulis kosa kata ku tak ubahnya seorang anak kekinian jakarta atau mungkin bukan orang kekinian juga kali ya? ehehe. Kosa kata loe - guwe, yang entah untuk alasan apa aku menulis denga kosa kata tersebut, aku lupa. BERANI menurutku ini kuncinya, kata ini baru kutemui atau ngeh saat kesempatanku berada ditoko buku belakangan ini. Karena ngga beli, jadi aku ngga mau kasih tau judulnya apa. Ya kata inilah menjadi bukti seseorang yang suka menulis, saat kita berani mendapat ide disat itu juga kita sering senyum atau mungkin senang karena akan dapat menciptakan sebuah cerita yang apik atau sebagai bahan dari naskah buku kita. Tapi ternyata tidak, seperti kita bermimpi. Mimpi hanya akan menjadi mimpi, dan ide pun akan menjadi hal demikian, jika kita tidak berani untuk menulisnya! Intinya menulis.. dan akan kucoba!!! wekeke

Solo, masa lalu.


Aku pernah bermimpi untuk menjadi astronot, seseorang yang bagiku hebat! Karena rasa penasaranku, kau tau lah masa itu dan kuyakin kita kita pernah berada disuatu masa dengan keingintahuan dan realitas keadaan yang saling bertolak belakang. Yang kutahu astronot adalah manusia yang piawai melompat di bulan, membentangkan bendera negaranya di satelit setianya bumi. Bulan. Ternyata memang tak segampang itu! Aku yang tak pintar persoalan hitung menghitung mungkin akan ditertawakan seluruh isi planet bumi jika hal tersebut sampai kejadian. ehehe




Ketidak akuran di dalam keluarga besar jujur membuatku terpuruk untuk beberapa saat, setelah mengetahuinya secara langsung. Aku bingung. "Tak ada tempat yang lebih indah dari keluarga" kurasa kalimat itu menjadi pengingat kita bahwa tak ada tempat lebih hangat dari keluarga. Kusadari betul hal ini, aku yang terlambat dewasa menganggap serius masalah ini yang seharusnya aku harus lebih bersabar dan sabar. Mengutuk tindakan setiap keluarga yang berseberangan ideologi pernah kulakukan, sungguh itu pelajaran yang buruk bagiku. Kejadian itu sudah lama, setahun yang lalu!

Dilarang ber-idelogi di dalam keluarga! memang tak semua peran di dalam tokoh keluarga bersifat protagonis kadang ada tokoh yang bersifat antagonis. Aku sendiri tak beruasaha untuk menerima setiap tokoh yang hadir dalam hidupku dengan hanya 'nrimo', jika aku tak suka maka aku lebih baik menghindar dan apabila tak sengaja ketemu, tersenyum adalah salah satu cara agar tak terlalu tampak. Keluarga bagiku adalah tempat dimana kita di hadirkan tuhan untuk hidup bersama, manahan ego dan saling legowo diantara tokohnya berperan andil dalam keselarasan didalamnya. Ehehehe



Waktu ibarat perjudian, boleh saja kita berangan angan jauh kedepan. Tapi haruskah kita tahu bahwa waktu seperti alam semesta, akan seperti itu. Haruslah kita yang merubahnya, haruslah aku yang mengubahnya. Karena waktu juga semesta, pada saatnya tiba akan berhenti dan tak kan kembali

Salam plongoh!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudut pandang atheis

Bukan jalan tuhan menyesatkan, tapi karena susut pandang atheis kita yang membuat itu semua terjadi Kalau baca berita belakangan ini, sungguh sangat disayangkan. Agama menjadi buntut ekor kenistaan setiap manusi dibumi. Baik pelaku itu sendiri atau para pembuat berita dusta yang mementingkan visitor ketimbang mutu tulisan dan judul yang salah kaprah, alias ngga ada nyambungnya antara judul dan isi. Saat ini saja di solo lagi genting-gentingnya masalah teroris, para polisi yang biasanya makan gaji gendut sekarang mulai aktif menyuarakan pesan-pesan sinis tentang terorisme. Saya setuju dengan hal ini, sudah saatnya warga solo sadar dan intropeksi diri : Kalok memang saya ngga teroris, apakah salah satu dari keluarga saya ada yang teroris? atau tetangga saya yang bawelnya minta ampun kalau saya menaikan gigi dua di perseneling motor bebek saya? atau Mbah Por penarik becak tua kalau berjalan selalu membungkukkan badannya kedepan, yang menurut opini para warga dia lagi gendong tuyul. Apa

Makin dekat dengan ajal

Kebanyakan kita merayakan pergantian tahun dengan cara menghambur hamburkan uang. Berfoya-foya sebisa mungkin, sekuat mungkin. Dan menghalalkan semua macam cara untuk merayakannya. Tubuh tidak bisa berkompromi dengan itu, tapi kita tetap memaksakannya dengan berbagai macam rayuan. Seharian penuh kita terbangun, seharian pula tubuh dipaksa untuk menahan berbagai macam penyakit yang menyerang sistem kekebalan imun. Hahaha, aku hanya bisa tertawa.. Ini perjalanku, setahun yang lalu. Awalnya, sudah kurencanakan jauh jauh hari. Pergantian tahun baru ini akan kurayakan diluar, tak seperti tahun tahun sebelumnya, yang hanya terpaku kepada pc dan medsos, menghitung mundur waktu melalui tweet. Iya, aku lakukan itu.. Pada tahun ini, ada dua rencana, pertama ; pergi ke bioskop dan nonton starwars, kedua ; pergi kejogja dan seharian mlancong ala backpacker alias kantong perjalanan advanture dengan uang pas-pas'an. Pagi 31 Desember 2015, Semua sudah siap pada posisi, di dalam tas