Bukan jalan tuhan menyesatkan, tapi karena susut pandang atheis kita yang membuat itu semua terjadi
Kalau baca berita belakangan ini, sungguh sangat disayangkan. Agama menjadi buntut ekor kenistaan setiap manusi dibumi. Baik pelaku itu sendiri atau para pembuat berita dusta yang mementingkan visitor ketimbang mutu tulisan dan judul yang salah kaprah, alias ngga ada nyambungnya antara judul dan isi. Saat ini saja di solo lagi genting-gentingnya masalah teroris, para polisi yang biasanya makan gaji gendut sekarang mulai aktif menyuarakan pesan-pesan sinis tentang terorisme. Saya setuju dengan hal ini, sudah saatnya warga solo sadar dan intropeksi diri : Kalok memang saya ngga teroris, apakah salah satu dari keluarga saya ada yang teroris? atau tetangga saya yang bawelnya minta ampun kalau saya menaikan gigi dua di perseneling motor bebek saya? atau Mbah Por penarik becak tua kalau berjalan selalu membungkukkan badannya kedepan, yang menurut opini para warga dia lagi gendong tuyul. Apa mungkin dia teroris? Kurasa ngga mungkin.
Haqiqi-nya agama adalah pedoman hidup setiap manusia, bahkan hal terkecil dalam batin harus mengandung agama. Dalam kacamataku, padahal aku ngga pakai kaca mata! Manusia itu makhluk neko neko, kita banyak mau, tapi ngga sebanding dengan perbuatan, apalagi orang jawa. Apapaun jadi! mau gimana dan apa permasalahannya bisa diatasi, seolah-olah semua dapat ditangani! Banyak akal memang kalau terlahir sebagai orang jawa, tapi bukan berarti orang selain jawa ngga punya akal. Pasti ada. Jujur saja aku gak seneng dengan perpektif setiap manusia yang selalu menjudge manusia lain dari setitik kotoran yang ada pada dirinya, aku pun juga masih begitu. Jadi kesimpunnya, aku ngga suka dengan diriku sendiri. Ahahaha
Komentar
Posting Komentar