Langsung ke konten utama

Makin dekat dengan ajal



Kebanyakan kita merayakan pergantian tahun dengan cara menghambur hamburkan uang. Berfoya-foya sebisa mungkin, sekuat mungkin. Dan menghalalkan semua macam cara untuk merayakannya. Tubuh tidak bisa berkompromi dengan itu, tapi kita tetap memaksakannya dengan berbagai macam rayuan. Seharian penuh kita terbangun, seharian pula tubuh dipaksa untuk menahan berbagai macam penyakit yang menyerang sistem kekebalan imun. Hahaha, aku hanya bisa tertawa..



Ini perjalanku, setahun yang lalu.

Awalnya, sudah kurencanakan jauh jauh hari. Pergantian tahun baru ini akan kurayakan diluar, tak seperti tahun tahun sebelumnya, yang hanya terpaku kepada pc dan medsos, menghitung mundur waktu melalui tweet. Iya, aku lakukan itu.. Pada tahun ini, ada dua rencana, pertama ; pergi ke bioskop dan nonton starwars, kedua ; pergi kejogja dan seharian mlancong ala backpacker alias kantong perjalanan advanture dengan uang pas-pas'an.

Pagi 31 Desember 2015, Semua sudah siap pada posisi, di dalam tas terisi buku note, perlatan menulis, dan baju ganti. Tapi ada satu yang kurang, apa ya? Sepertinya gadget, tapi ada. Oh ya duit! Aha! Segera mungkin aku berlari menuju dapur. Disitu ada ibu yang sedang membantu kakek untuk mempersiapkan berbagai macam kebutuhan berdagang kakek. Dengan lantangnya  "Bu, uang". Ibu menatap, tahu apa yang akan dilakukan. Cekatat sekali ibuku ini.
.. "Nih!"
 ... "Cuma 50.000"
.. "Iya cuma segitu yang dikasih bapak"
 ... "Yaudah deh"

Setelah itu, aku mikir keras. Berpikir matang matang dengan segala perhitungan yang teliti untuk memilih rencana manakah yang akan kulakukan di pergantian tahun ini. *Otak keluar asap*-- Bunyi sirene pemadam -- Waktu nyampe, ternyata salah asap. #Apasih

Alhasil aku ngga kemana mana. Yap tahun baru ini akan mengecewakan seperti pergantian tahun lainnya. But! tapi bukan itu yang mau kuceritakan. Jadi gini

Indonesia Itu Sama.
Mau kemana kalian pergi, pasti kalian akan ketemu sama dua makhluk astral yang lagi naik daun, belakangan ini. Yaitu Cabe dan Terong. Betulan! Cius! #Apasih
Jadi gini(lagi).. Di balikpapan kejadian ini dibilang "Lumrah" oleh berbagai macam pemuka agama disana. Aku hidup disana selama 3 tahun. Walaupun cuma sebentar, tapi boleh dibilang aku tahu. Disana, di balikpapan dan kota sekitarnya, Cabe itu disebut Itik / Lonte. Dandanannya sama aja, modelnya sama, muka pun sama. Sumpah betulan. Disolo pun juga gitu,, setelah pindah dari balikpapan. Kekecewaan terlintas dihatiku, kota soloku ini berbada dengan solo tiga tahun yang lalu, sebelum aku pindah ke kota kedua-ku. Kebudayaan jawa, dengan sopan santunnya dan tata krama. Terasa hilang ditelan bumi = Lenyap! Tapi aku ngga mau nyalahin siapapun, just false my self. Disolo, cabe disebut  Kimcil, bukan kimchi ya. Ya gitu lah, kalian tahu sendiri, ngga perlu diceritain. Dan hampir disetiap kota di indonesia, kejadian cabe dan terong ini menyebar secara merata. Di desa pun, yang nota benenya sebagai sebuah daerah yang tertinggal, ternyata SAMA AJA!

Bumi Meletih
Pernah dengar paribahasa "Semakin bertambahnya usia kita, berarti semakin dekatnya kita kepada ajal" pernah denger? Kalau ngga berarti maklum. Wong itu aku sendiri yang buat paribahasanya. Hahaha. Belakangan ini, majalah national geographic dalam isinya menyinggung global warming. Mereka berkata "tidak ada gambar indah untuk pemanasan global" kurang lebih seperti itu. Kita semua sadarlah tentang ini, kita tahu ini ada, tapi kita hanya memilih diam. Jika kalian mau tau, di tahun 2016 di prediksikan tahun kemarau parah untuk indonesia. Kita lihat saja sekarang, menurut kalian bagaimana kemarau 2015? dan itu akan memburuk di tahun 2016. Saat profesor dunia di wawancarai bbc, ternyata caranya gampang banget ngurangin pemanasan global. Dan itu adalah lakuin hal kecil. Contoh : matikan listrik yang tak terpakai, jangan colok terus ches hp, dll.

 Pernah baca "Dunia Anna karya Jostien Gaarder". Disini kita dibawa ke bumi setelah jaman kemunafikan yaitu jaman sekarang. Pokoknya recomended banget. "Hargai penulis = No Spoiler"

Bukan cuma dua hal diatas yang akan kita hadapi di tahun ini. Tapi kita sendiri, menjadi masalahnya. bertambahnya waktu berarti bertambah juga kesempatan ajal untuk menjemput.

Ah apasih..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudut pandang atheis

Bukan jalan tuhan menyesatkan, tapi karena susut pandang atheis kita yang membuat itu semua terjadi Kalau baca berita belakangan ini, sungguh sangat disayangkan. Agama menjadi buntut ekor kenistaan setiap manusi dibumi. Baik pelaku itu sendiri atau para pembuat berita dusta yang mementingkan visitor ketimbang mutu tulisan dan judul yang salah kaprah, alias ngga ada nyambungnya antara judul dan isi. Saat ini saja di solo lagi genting-gentingnya masalah teroris, para polisi yang biasanya makan gaji gendut sekarang mulai aktif menyuarakan pesan-pesan sinis tentang terorisme. Saya setuju dengan hal ini, sudah saatnya warga solo sadar dan intropeksi diri : Kalok memang saya ngga teroris, apakah salah satu dari keluarga saya ada yang teroris? atau tetangga saya yang bawelnya minta ampun kalau saya menaikan gigi dua di perseneling motor bebek saya? atau Mbah Por penarik becak tua kalau berjalan selalu membungkukkan badannya kedepan, yang menurut opini para warga dia lagi gendong tuyul. Apa

Belakangan ini suka melamun

Pribadi yang bodoh adalah pribadi yang lebih mengutamakan pemikiran terlebih dahulu, bukannya perbuatan. Plonggoh.  Sebenarnya apasih arti plongoh itu sendiri, dan kenapa aku berani memakai kata ini yang mana sebagian orang memilih mempampangkan nama atau nama kerennya dalam blog pribadi mereka, dan plongoh? Apakah ini adalah nama kerenku dan dari mana kata ini bisa disebut keren? ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Aku ingin mematahkan mitos, lusa kemaren aku berada di pesisir selatan pulau jawa, lebih tepatnya di pantai wedi ombo gunung kidul! Tak sendiri aku disitu, ada teman-temanku juga. Disana aku berenang memaki celana yang berwarna hijau! Mungkin aku terlalu ngegas nulisnya, ehehehe. maaf. Kita sering mendengar dari cerita cerita masyarakat yang isinya kurang lebih begini "Barang siapa yang memakai baju atau pakaian yang bewarna hijau di pantai laut selatan, maka kita akan terbawa arus dan di