Sebut saja namanya demikian. Beliau bukan penjelajah waktu
dengan mesin ajaib, atau hal lain semisal itu. Tidak seperti yang kita
bayangkan, wujud penjelajah waktu. Dia mbah sucipto bukan doraemon yang dengan
gampangnya. Menjelajahi waktu dengan mesin waktu buatan abad ke-22 yang dia
simpan di laci meja belajar nobita. Bukan juga, seperti di sinetron masa kecil
kita, yang di ceritakan kurang lebihnya seperti ini;
Ada 3 anak yatim piatu yang di asuh oleh dedy miswar. Salah
satu dari ketiga anak yatim tersebut memiliki kemampuan atau bakat, bisa
merakit mesin waktu dengan komputer tabung.
Bukan dan sangat jauh dari ekspetasi kita tentang penjelajah
waktu, di film-film barat. Yang menggunakan berbagai media atau akat untuk
berpergian di waktu yang mereka inginkan. Beserta berbagai rutinitas efek efek
yang tak kalah menakjubkan. Dan memerlukan waktu kurang lebih 3 bulan, untuk
dapat menyatu padu, antara efek dan alur cerita. Mbah suipto ngga punya alat
itu, tapi beliau menggunakan pikirannya. Ingatan.
“permisi bu. Boleh numpang neduh?” suara lelaki tua, dengan
agsen nada yang sangat halus. Badannya tinggi, kedua matanya tertutup oleh
kacamata. Jika kita jeli, kacamata tersebut bergaya 80’an cukup maksud akal
dengan umurnya. Dua tas besar dibawa, satu per satu, oleh kedua tangannnya.
Sebelum itu, aku melihatnya duduk santai di tangga panggung. Atau boleh
disebut, mini panggung, karena memang panggung itu kecil. Dan sangat kecil
untuk dibilang panggung, tapi memang itu berfungsi sebagai panggung. Yang
sebenarnya, beliau tidak lagi santai, tapi sedang bernostalgia..
Pagi, itu. Setengah enam. Jika tak salah. Menata berbagai
macam barang, dimulai dari mendorong gerobak, menurunkan bekakas masak dari
dalam gerobak, sampai ke hal mainstream seperti masak air, masang gas. Dan
berbagai kegiatan lainnya, mengenai berjualan di warung. Itu tugasku sekarang
disolo, mengemban tugas yang sebelumnya telah dilakukan oleh almarhum kakek.
Tugas ini terasa hambar, bagiku. Kakek adalah seorang panutan, tanpa dia.
Panutan itu hilang. Dan perasaan hambar lah yang terasa. Mbahkong, sebutan-ku
untuk kakek merupakan orang yang baik, simple, traveler, religius, yangpaling
terpenting dari diri seorang kakek, adalah ; lawakan ; joke ; guyonan. Dijamin
jokenya itu anti mainstream dan ngga copas sama sekali, bahkan banyak yang copy
lawakannya.
“bu, makanan yang ada apa?” tanya tambah sucipto, “Baru
adanya bakso itu pak, hehehe” jawab nenekku. “Yasudah satu bu baksonya, minum
jeruk hangat” pesanan mbah sucipto.
Tak
terlalu lama, mbah sucipto sudah bisa makan dengan lahapnya. Mungkin
karena keadaan dipagi itu, warung kami masih sepi dari pembeli. Maklum,
baru buka. Agar kalian tidak terlalu menebak nebak postur tubuh mbah
sucipto, berikut saya beri tahu; Mbah sucipto tingginya 190, badanya
besar gongsor(berisi), usianya yang pasti sudah tua. Entah 60,70 atau 80
umur beliau, memakai kacamata kuno yang tak mungkin itu dibuat di tahun
90an, apalagi 2000an.
Mbah sucipto adalah pensiunan kepala sekolah sd di jakarta, beliau pensiun dan memutuskan pulang kampung ke wonogiri. Alasannya singgah di kota solo untuk mengenang kembali ingatan berharganya tentang kota solo "Solo sekarang beda, dan ngga sama seperti 50 tahun yang lalu", katanya.
Beliau pensiunan perang solo yang tergabung pada invantri yang dikhusukan untuk menyerang belanda. Dipimpin Jend. Slamet Riyadi, "Jendral kami ini lugas,tegas, dan adil, tak satu pun dari kami yang mati kelaparan walaupun pada masa itu makan adalah kegiatan yang tabu"
"Kok bisa gitu, Mbah?" Tanyaku heran.
"Ya
karena pada jaman itu para tentara tidak mendapatkan jatah makan
sekalipun dari markas, terpaksa kami harus menanggung lapar atau mati"
jawab Mbah Sucipto dengan nada tegas. Keras.
"Berkat kepemimpinannya, kami bisa selamat dan warga solo bisa sehat" Tambahnya..
Tak
lama, mbah sucipto pergi. Tapi kali ini barang bawaannya tidak dibawa,
alias di titipkan. Beliau ingin melakukan napak tilas dan menghormati
sang jendral yang diabadikan dengan sebuah patung.
Tamat.
PENGAKUAN SAYA BERSAMA KELUARGAKU INI BUKAN CERITA ATAU PUN REKAYASA BENER-BENER TERBUKTI SAMA SAYA.
BalasHapusTerima kasih sebesar-besarnya yang kami ucapkan kepada aki sahro yang telah memberikan keberhasilan dan keberuntungan bagi keluarga saya.berkat bantuan beliau saya sekarang sudah hidup tenang karena suamiku sudah punya usaha tambak yang luasnya sekitar 3 hektar kurang lebih. begitupun juga saya dirumah buka warung sembakau dan sekarang pun saya sekeluarga tidak di kejar-kejar hutang lagi. mulanya keluarga Kami di berikan angka gaib hasil ritual dari aki sahro yang sangat Jitu 100% dijamin tembus.sehingga keluarga saya sekarang merasa tenang lagi.sekali lagi terima kasih aki jasamu dikeluarga saya tidak akan terlupakan.Jika anda butuh angka gaib hasil ritual aki sahro silahkan Tanyakan aja Pada aki dinomer hp beliau di:((_085_340_951_457_)) Terima kasih. >>KLIK DI SINI<<