Langsung ke konten utama

Annyone who know?

Buku adalah jendela dunia.
Cerminan diri yang kita tidak tahu darimana asalnya ; BUKU.
Salinan dari rangkaian kalimat tak bersuara ; BUKU.
Tebal, halus, kesat, makna, dan rapuh ; BUKU

Pusing 7 keliling tapi ngga sampai pusing pala barbie. Guwe bingung. Saking banyaknya buku yang guwe baca, ralat, maksudnya buku yang guwe baca dari genre yang berbeda beda membuat guwe ngga tau siapa diri guwe. Apakah guwe seorang filsafat? atau Jurnalis seperti Andy F Noya? atau guwe seorang fiksi seperti ayah pidi baiq atau ikanatasa? .Entah..

Faktanya, semakin banyak buku yang kita dapat membentuk kepribadian diri kita sendiri. Contoh simpelnya gini ; Apakah bisa orang pintar itu ada tanpa membaca? .Dan Apakah seorang orang kurang pintar ada tanpa membaca?

Sugesti inilah yang terus dan menerus guwe serap ke pikiran guwe. Siapa tahu ini berharga?

Who Know?

Kebanyakan alay, sering mendiskripsikan tentang diri mereka masing-masing. Mulai dari seorang pembalab motor dua tag yang kalau digas muncul asap jin di iklan rokok. Atau model, kayak gini.. pakaian ; seksi, rambut ; blonde, paha ; oke, muka ; dempul. Hahaha, sorry.

Iya! guwe emang gag suka dengan alay, menurut guwe para alay dan kaum kaum lainnya sejenis alay, itu mainstreamnya nauzubillah. Mainstream = sama. guwe ngga suka itu.

Untuk apa hidup sama, jika tuhan menciptakan kita berbeda.

Mendiskripsikan Diri

Siapa guwe dan ada apa dalam jati diri guwe. Itu hanya guwe dan tuhan yang tahu, menjadi pribadi yang pendiam dan manut. Itu ngga salah, tapi jadi pribadi yang pendiam, manut dan dijajah. itu salah. itu guwe, sekarang!
Ngga enaknya jadi seorang pendiam adalah dianggap remeh oleh lingkungan sekitar. Contohnya saat guwe bilang ke bokap kalau guwe pengen jadi jurnalis. Apa kata dia? Ngga mungkin. Atau saat guwe bantu nenek di warung pengkolannya, cuma bantu pecahin es. Baru nyentuh, apa katanya? Udah duduk saja.
Realita inilah yang membuat guwe jadi liar, sering keluar malam. Gowes sana sini, yang terkadang malah membahayakan diri sendiri. Tapi untuk apa berada di tempat yang tak pernah menerima kita apa adanya. This false?

Kesalahan lainnya adalah karena guwe jarang dan males untuk mendiskripsikan siapa guwe, apa ada orang dari lingkungan sekitar guwe yang tahu kalau guwe seorang penulis blog, bisa bitbox, suka standup, dan suka julia perez. Siapa? Ngga ada yang tahu. Setiap kali guwe bilang siapa guwe, orang lain hanya bersikap terserah dan tetap ngeh melabelkan guwe dengan 'Anak kecil'

And I Can do, is?

Satu-satu nya cara agar guwe menjadi diri sendiri adalah melakukan segala kesukaan guwe dengan diam-diam tanpa terlihat. Guwe sadar, perubahan bisa kita lakukan dengan otak cerdas, bukan otot duluan. Itu yang membuat guwe jarang nulis blog. Karena guwe yakin perubahan juga bisa kita lakukan dengan melakukan, bukan perkataan.

Dari guwe, ren.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makin dekat dengan ajal

Kebanyakan kita merayakan pergantian tahun dengan cara menghambur hamburkan uang. Berfoya-foya sebisa mungkin, sekuat mungkin. Dan menghalalkan semua macam cara untuk merayakannya. Tubuh tidak bisa berkompromi dengan itu, tapi kita tetap memaksakannya dengan berbagai macam rayuan. Seharian penuh kita terbangun, seharian pula tubuh dipaksa untuk menahan berbagai macam penyakit yang menyerang sistem kekebalan imun. Hahaha, aku hanya bisa tertawa.. Ini perjalanku, setahun yang lalu. Awalnya, sudah kurencanakan jauh jauh hari. Pergantian tahun baru ini akan kurayakan diluar, tak seperti tahun tahun sebelumnya, yang hanya terpaku kepada pc dan medsos, menghitung mundur waktu melalui tweet. Iya, aku lakukan itu.. Pada tahun ini, ada dua rencana, pertama ; pergi ke bioskop dan nonton starwars, kedua ; pergi kejogja dan seharian mlancong ala backpacker alias kantong perjalanan advanture dengan uang pas-pas'an. Pagi 31 Desember 2015, Semua sudah siap pada posisi, di dalam tas

Sudut pandang atheis

Bukan jalan tuhan menyesatkan, tapi karena susut pandang atheis kita yang membuat itu semua terjadi Kalau baca berita belakangan ini, sungguh sangat disayangkan. Agama menjadi buntut ekor kenistaan setiap manusi dibumi. Baik pelaku itu sendiri atau para pembuat berita dusta yang mementingkan visitor ketimbang mutu tulisan dan judul yang salah kaprah, alias ngga ada nyambungnya antara judul dan isi. Saat ini saja di solo lagi genting-gentingnya masalah teroris, para polisi yang biasanya makan gaji gendut sekarang mulai aktif menyuarakan pesan-pesan sinis tentang terorisme. Saya setuju dengan hal ini, sudah saatnya warga solo sadar dan intropeksi diri : Kalok memang saya ngga teroris, apakah salah satu dari keluarga saya ada yang teroris? atau tetangga saya yang bawelnya minta ampun kalau saya menaikan gigi dua di perseneling motor bebek saya? atau Mbah Por penarik becak tua kalau berjalan selalu membungkukkan badannya kedepan, yang menurut opini para warga dia lagi gendong tuyul. Apa

Belakangan ini suka melamun

Pribadi yang bodoh adalah pribadi yang lebih mengutamakan pemikiran terlebih dahulu, bukannya perbuatan. Plonggoh.  Sebenarnya apasih arti plongoh itu sendiri, dan kenapa aku berani memakai kata ini yang mana sebagian orang memilih mempampangkan nama atau nama kerennya dalam blog pribadi mereka, dan plongoh? Apakah ini adalah nama kerenku dan dari mana kata ini bisa disebut keren? ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Aku ingin mematahkan mitos, lusa kemaren aku berada di pesisir selatan pulau jawa, lebih tepatnya di pantai wedi ombo gunung kidul! Tak sendiri aku disitu, ada teman-temanku juga. Disana aku berenang memaki celana yang berwarna hijau! Mungkin aku terlalu ngegas nulisnya, ehehehe. maaf. Kita sering mendengar dari cerita cerita masyarakat yang isinya kurang lebih begini "Barang siapa yang memakai baju atau pakaian yang bewarna hijau di pantai laut selatan, maka kita akan terbawa arus dan di