Langsung ke konten utama

Disaat aku sendiri



Lucu karena setiap langkah di hidup ini punya arti, tapi setiap kita mencoba mengartikan dari 'arti' itu. Malah kita melupan beberapa hal penting lainnya di hidup ini. Jadi dapat kusimpulkan bahwa, dalam hidup ada suatu hal yang dianggap serius dan ada bermacam hal untuk kita menyampingkan logika dengan berbagai pikiran yang sebenernya kita memberi makan ego dalam diri. Kita memerlukan batas hidup yang dimana kita tak akan menyentuh itu sama sekali. Agar apa? agar hidup kita aman sampai finisnya nanti.

HUBUNGAN
Aku tipikal manusia yang lebih sering menyalahkan orang lain ketimbang mencari kesalahan diri, mungkin karena kekurangan orang lain lebih hina. Apapun aku koment, bahkan hal tekecil seperti tata letak barang yang rasanya kurang pas aku koment. Memang tak semua koment kuwujudkan dalam bentuk tulisan ada cuma pikiran atau nyindir dengan suara parau. Selama ini aku sadar aku cuma memberi ego diri yang ternyata aku cuma mengumpulkan benalu dalam hati. Aku selalu mencari alasan tanpa bukti yang kuat dan selalu main hakim sendiri tanpa tahu asal muasal dari permasalahan itu. Seperti dihubangan pertemanan,  sadar ternyata selama ini bukan mereka yang salah . Tapi pandanganku tentang mereka yang salah. Kusering mengaitkan keterpurukanku dengannya, tapi aku ngga sadar disaat mereka mendapatkan hal yang sama, dimanakah diriku? Maafkanku teman. Bahkan dalam hal tekecil seperti ini aku tak tau!

BUKU
Belakangan kepincut baca buku lagi setelah rehat setengah tahun dan memilih hidup seperti biasa. Tanpa buku. Aku beli tiga buku, dan ketiga tiganya adakah buku diskon! Ada Anggukan ritmis kaki kiai - Emha ainun nadjib, A shoulder to cry on - Ria m. Badara, Nemesis - Agatha christie. Dari semua itu buku pak emha menjadi pusat perhatianku, aku beli buku ini saat bulan ramadhan dengan niatan ingin mempelajari islam dengan sudut pandang anti-mainstream tentang islam itu sendiri. Karena jujur aja, aku capek dengan buku agama yang penerbitnya ngga niat nerbetin. Dari semua buku pelajaran tentang islam di toko buku apa yang membedakannya? yaitu cover bukunya aja yang beda. Kubaca serius cuma satu dan dua bab yang beda, keseluruhannya sama! Bukunya bak ria juga menyita aku pembacanya, setiap alur dari bab ke bab tak henti-hentinya aku mewek. Bak ria mengemas buku ini dengan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari pembacanya. Dan aku mengeluarkan airmata saat titik klimak dari buku ini. Thank bak ria, untuk bukunya bak ria yang keren!

MUSIK
Dari kecil secara ngga sengaja bapak mendoktrin aku dengan musik, kesukaan musik bapak ngga sembarangan. Backstreet boy, sampai musik cadas seperti Gun and Roses menjadi santapan pendengaranku di akhir pekan. Setiap rumah sepi, aku selalu mengulang-ulang setiap kaset dalam koleksi bapak. Di umur 19 tahun musik selalu menjadi teman dalam sepiku, pengetahuan tentang musik juga lumayan. Jadi kalian akan nyambung aja kalok ngomong musik sama aku, kecuali kpop! Ahahaha

Kadang kita perlu mempunyai metime, dan itulah metime bagiku. Kalau kamu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makin dekat dengan ajal

Kebanyakan kita merayakan pergantian tahun dengan cara menghambur hamburkan uang. Berfoya-foya sebisa mungkin, sekuat mungkin. Dan menghalalkan semua macam cara untuk merayakannya. Tubuh tidak bisa berkompromi dengan itu, tapi kita tetap memaksakannya dengan berbagai macam rayuan. Seharian penuh kita terbangun, seharian pula tubuh dipaksa untuk menahan berbagai macam penyakit yang menyerang sistem kekebalan imun. Hahaha, aku hanya bisa tertawa.. Ini perjalanku, setahun yang lalu. Awalnya, sudah kurencanakan jauh jauh hari. Pergantian tahun baru ini akan kurayakan diluar, tak seperti tahun tahun sebelumnya, yang hanya terpaku kepada pc dan medsos, menghitung mundur waktu melalui tweet. Iya, aku lakukan itu.. Pada tahun ini, ada dua rencana, pertama ; pergi ke bioskop dan nonton starwars, kedua ; pergi kejogja dan seharian mlancong ala backpacker alias kantong perjalanan advanture dengan uang pas-pas'an. Pagi 31 Desember 2015, Semua sudah siap pada posisi, di dalam tas

Sudut pandang atheis

Bukan jalan tuhan menyesatkan, tapi karena susut pandang atheis kita yang membuat itu semua terjadi Kalau baca berita belakangan ini, sungguh sangat disayangkan. Agama menjadi buntut ekor kenistaan setiap manusi dibumi. Baik pelaku itu sendiri atau para pembuat berita dusta yang mementingkan visitor ketimbang mutu tulisan dan judul yang salah kaprah, alias ngga ada nyambungnya antara judul dan isi. Saat ini saja di solo lagi genting-gentingnya masalah teroris, para polisi yang biasanya makan gaji gendut sekarang mulai aktif menyuarakan pesan-pesan sinis tentang terorisme. Saya setuju dengan hal ini, sudah saatnya warga solo sadar dan intropeksi diri : Kalok memang saya ngga teroris, apakah salah satu dari keluarga saya ada yang teroris? atau tetangga saya yang bawelnya minta ampun kalau saya menaikan gigi dua di perseneling motor bebek saya? atau Mbah Por penarik becak tua kalau berjalan selalu membungkukkan badannya kedepan, yang menurut opini para warga dia lagi gendong tuyul. Apa

Belakangan ini suka melamun

Pribadi yang bodoh adalah pribadi yang lebih mengutamakan pemikiran terlebih dahulu, bukannya perbuatan. Plonggoh.  Sebenarnya apasih arti plongoh itu sendiri, dan kenapa aku berani memakai kata ini yang mana sebagian orang memilih mempampangkan nama atau nama kerennya dalam blog pribadi mereka, dan plongoh? Apakah ini adalah nama kerenku dan dari mana kata ini bisa disebut keren? ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Aku ingin mematahkan mitos, lusa kemaren aku berada di pesisir selatan pulau jawa, lebih tepatnya di pantai wedi ombo gunung kidul! Tak sendiri aku disitu, ada teman-temanku juga. Disana aku berenang memaki celana yang berwarna hijau! Mungkin aku terlalu ngegas nulisnya, ehehehe. maaf. Kita sering mendengar dari cerita cerita masyarakat yang isinya kurang lebih begini "Barang siapa yang memakai baju atau pakaian yang bewarna hijau di pantai laut selatan, maka kita akan terbawa arus dan di